Pengertian Dakwah
Secara etimologis, kata “dakwah” berasal dari bahasa Arab yang
mempunyai arti: panggilan, ajakan, dan seruan. Sedangkan dalam ilmu tata bahasa
Arab, kata dakwah adalah bentuk dari isim masdar yang berasal dari kata kerja : دعا, يدعو, دعوة artinya : menyeru,
memanggil, mengajak.
Dalam
pengertian yang integralistik
dakwah merupakan suatu proses yang berkesinambungan
yang ditangani oleh para pengemban
dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah, dan secara bertahap menuju
perikehidupan yang Islami. oleh karenanya perlu memperhatikan unsur penting dalam berdakwah sehingga dakwah menghasilkan perubahan sikap bagi mad'u.
Dakwah adalah bagian dari kegiatan Nabi Saw yang dilanjutkan dari
generasi ke-generasi Islam. Dakwah yang dulu hanya sebagai kewajiban untuk
menyampaikan pesan-pesan agama, kini dengan seiring perubahan zaman, berubah
menjadi satu profesi bagi sebagian orang. Terlepas dari itu, yang diharapkan
dari kegiatan dakwah adalah pencerahan dan perubahan ummat ke arah yang lebih
baik, dengan segala metode atau cara penyampaiannya. Menjadi da’i yang dicintai
jamaah tidaklah mudah, walaupun dengan setumpuk gelar akademik, ataupun
keluar-masuk dari satu pesantren ke pesantren lain. Aktivitas dakwah adalah
sebuah pengabdian kepada ummat dengan menyelami problematika dan kebutuhan
mereka. Tentunya, lebih baik jika seorang da’i adalah orang yang dicintai oleh
jamaahnya, dengan begitu, dakwah yang disampainya akan mudah diterima. Namun
menjadi da’i yang dicintai jamaah tidaklah mudah, walaupun dengan setumpuk
gelar akademik – terutama dalam bidang agama – ataupun sudah malang-melintang,
keluar-masuk dari satu pesantren ke pesantren lain. Tulisan ini akan
mengetengahkan metode dan kesuksesan dakwah Uje (Ustadz Jefri al-Bukhori) yang
dikenal dengan dakwah gaulnya itu.
Metode Dakwah Uje
Untuk melihat metode dakwah Uje, perlu kiranya dipaparkan pendapat Shamim A Siddiqi dalam buku Methodology of Da’wah (90: 1989) tentang 10 hal yang harus diperhatikan oleh seorang da’i dalam berdakwah di era kontemporer ini:
Untuk melihat metode dakwah Uje, perlu kiranya dipaparkan pendapat Shamim A Siddiqi dalam buku Methodology of Da’wah (90: 1989) tentang 10 hal yang harus diperhatikan oleh seorang da’i dalam berdakwah di era kontemporer ini:
1) kepada siapa pesan dakwah tersebut akan
disampaikan (to whom the message is to be delivered)
2) suasana hati jama’ah (mood)
3) kebiasaan (habits) dan selera (tastes) jama’ah
4) hal-hal yang mereka suka dan benci (their
likes and dislikes)
5) bidang kajian yang mereka sukai (fields of
interest)
6) masyarakat di mana mereka tinggal (the society
in which they live)
7) kelemahan (weaknesses) dan kekurangan
(shortcomings)
8) masalah psikologis mereka (psychological
problems)
9) bahasa lisan yang mereka pakai (spoken
language)
10) bahasa gaul mereka (their slang).
Dari 10 hal di atas, tidak berlebihan kiranya
kalau penulis menilai dakwah yang disampaikan Uje ke kalangan anak muda
memenuhi kriteria yang dibuat oleh Shamim A Siddiqi tersebut.
Teknik-teknik Dakwah Uje:
·
Dakwah dengan gaya
bahasa anak muda
·
Dakwah dengan keteladanan dan kepedulian terhadap
anak muda
·
Dakwah dengan menyelipkan guyonan
Sekian postingan saya
kali ini, semoga bermanfaat.
Sumber : http://budijuliandi.blogspot.co.id/2013/05/dakwah-gaul-belajar-dari-metode-dakwah.html
http://www.tongkronganislami.net/2013/07/pengertian-dakwah-islam.html#ixzz3pjM285i9
Sumber : http://budijuliandi.blogspot.co.id/2013/05/dakwah-gaul-belajar-dari-metode-dakwah.html